Sunday, 23 March 2014

Political Drama TV serial : The Newsroom


Aaron Sorkin, smart producer dan writer yang buat serial lagi The Newsroom, sebelumnya sempat bermain di The Social Network. The newsroom merupakan drama politikal yang menceritakan suasana di news broadcaster ACN. Penuh kontrovesial, intrik politik tipikal amerika, persaingan dengan broadcaster lain. yang membuat menarik adalah dialog cerdas yang terkesan butu-buru antara dua atau tiga orang sambil berjalan di koridor (walk and talk) ala Aaron. problem romansa yang complicated antara si Anchor Will Mc Avoy yang diperankan Jeff Daniel dan si Executive Producer Mackenzie yang diperankan oleh Emily Mortimer. Lucu, Jeff Daniel yang booming di Film layar lebar Dumb and Dumber sebagai orang idiot disini malah jadi the secon most watched Anchor di dunia news broadcast amerika.



Sebelum ditayangkan, kebanyakan penggemar Aaron Sorkin sudah harap cemas menanti seperti apa jalan cerita, cast, storyboard model, dll , para kritikus film dan TV yang rindu dengan dialog cerdas khas Sorkin tak sabar. Pilot episode ditayangkan dengan judul The Fourth Pillar dimulai dengan adegan Will McAvoy (Jeff Daniels) di panggung auditorium sebuah universitas terkemuka di amerika yang bosan mendengarkan debat partai politik kiri dan kanan. Mcavoy seperti juga banyak wartawan TV di dunia, sudah apatis dengan kekuasaan rating yang merupakan ‘raja’ dari keputusan, sehingga mereka tak bisa lagi bekerja berdasarkan prinsip jurnalisme. Apa saja yang bisa menjadi hiburan atau sensasional selalu terpilih menjadi berita utama, dan jiwa rating ini akhirnya menjadi jiwa para wartawan televisi di Amerika. Sinisme itu kemudian menjadi sebuah ledakan ketika seorang mahasiswa yang dengan polos bertanya “mengapa menurut Anda Amerika adalah sebuah negara yang dahsyat?” Para peserta diskusi lain ngoceh betapa Amerika adalah negara yang memperkenalkan kebebasan, demokrasi dan seterusnya sementara McAvoy yang merasa melihat kelebatan wajah Mackenzie McHale (Emily Mortimer), mantan tunangan sekaligus koleganya yang dikenal sebagai wartawan perang terkemuka. Dan terjadilah gebrakan itu:

“Amerika bukan negara terdahsyat dan terbesar....”

Statement anti nasionalis yang seharusnya tidak dikeluarkan seorang anchor terkemuka di amerika di lingkungan universitas, para mahasiswa kaget, moderator marah di belakang panggung, dan masyarakat menghujat. 3 tahun Will cuti dari ACN dan kembali lagi dengan masalah-masalah baru. 




Dan pada saat itulah dia menyadari bahwa pemberitaan selama ini yang dilakukan di stasiun ACN—tentu saja ini adalah  versi fiktif dari CNN—harus segera dirombak. Pemikiran itu ternyata bersambut dengan keinginan Charles Skinner (Sam Waterston) yang diam-diam merencanakan menyingkirkan tim yang selama ini dianggap terlalu menghamba pada rating dan menghidupkan kembali pemberitaan berdasarkan prinsip jurnalisme. Dengan cita-cita itu, Skinner juga diam-diam merekrut McKenzie McHale sebagai produser baru McAvoy. Problem personal pun mencuat (si perempuan meninggalkan si lelaki; si lelaki masih sakit hati dan seterusnya).



Tentu saja mereka yang menggemari gaya Sorkin yang fanatik akan melahap habis seluruh adegan debat cerdas antara James Harper yang naksir Maggie Jordan (Alison Pill), asisten yang kemudian diangkat menjadi associate producer; atau antara Charles Skinner versus Leona Lansing (Jane Fonda), pemilik seluruh kerajaan media yang sudah tidak betah dengan gaya McAvoy yang dianggap ‘sok memberontak”; atau antara McAvoy yang melahap habis Nina Howard (Hope Davis), wartawan gosip yang ditugaskan menghancurkan reputasi McAvoy atau bahkan saat  Sloan Sabbith (Olivia Munn), doktor ekonomi yang diangkat menjadi anchor yang mengganyang narasumber Jepang yang diwawancaranya dalam bahasa Jepang.



Jeff Daniels tampil meyakinkan sebagai anchor ACN yang arogan, cerdas dan sekaligus menjadi andalan stasiun mereka. Bahwa dia seorang wartawan yang memilih partai  Republikan dan temperamennya yang naik turun—dia pernah melempar Blackberry ke arah kamera karena jengkel—tidak menghalangi kita untuk menyukainya karena dia tetap obyektif dan bahkan menggebrak narasumber Republikan yang sering dungu dalam menjawab pertanyaan. Tetapi Emily Mortimer lebih seperti guru SMA daripada seorang wartawan perang dan produser TV. Bukan hanya karena suaranya yang melengking seperti jeritan ibu guru yang menghalau muridnya masuk ke kelas, tetapi karena gaya seni perannya yang gemar melayangkan tangannya ke mana-mana itu. Sulit untuk membayangkan sosok ini berkelebat dan dengan gagah meliput di Irak dan Afganistan. Marisa Tomei, yang semula akan direkrut untuk menjadi tokoh McKenzie akan jauh lebih meyakinkan.

The Newsroom Cast & Quote Posters: